Kembali
mengulang cinta, kembali bertemu dengan seseorang yang baru, kembali merasakan
akhir. Berencana bersama selamanya ternyata harus berpisah untuk sementara atau
harus selamanya? Soal hati tak pernah terpenuhi selalu ada yang merasa
tersakiti.
Pertama
kurasa ini akan jadi perjalanan yang mulus tanpa derita ditepi. Sangat amat
menyenangkan bertemunya di awal kenangan. Kemudian bingung untuk setia atau cuma
begitu saja. Punya keyakinan untuk bahagia akhirnya kupilih setia.
Tak lama hal
bodoh datang, seorang yang selalu berpikir kalau dia mampu mengatur segalanya
namun tak berencana kalau gagal. Itu diriku, itu bagian bodoh dari diriku.
Menyesal pilihan
wajar yang memang seharusnya aku libatkan, dia perempuan berubah aku pikir bisa
kuubah. Namun, hal bodoh muncul lagi. Dia perempuan makin kecewa, aku hanya
hidup untuk membuat bencana.
Pada titik
itu aku makin sayang. Namun dia perempuan berpikir itu kesalahannya yang dibuat
saat dia memilih kita bersama. Hati ini makin cinta namun tak tahu harus
bagaimana.
Tak perlu
banyak tanya aku mencoba tetap setia walau tak bersama lagi. 4 tahun? itu waktu
yang cukup untuk mempersiapakan segalanya. Segalanya dari awal hingga menjadi
keluarga.
Ya Allah ya
tuhanku, kuat kan hati ini memperjuangkan yang terbaik, untuk menyempurnakan
agamaku, menyempurnakan duniaku, menyempurkan akhiratku. Berilah yang terbaik
untuk saya, untuk kita. Aku hambamu cukup berencana namun engkaulah maha
pengabul doa.
Bismillah kuat :)
0 komentar